Pengantar Akuntansi : Sejarah Ikatan Akuntan Indonesia
pada tanggal
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
SEJARAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Selamat datang di blog Referensi Akuntansi, pada pembahasan kali ini kami akan mengajak Anda untuk mengetahui mengenai Sejarah pendirian Ikatan Akuntan Indonesia atau sering disingkat IAI.
Kapan Ikatan Akuntan Indonesia Berdiri?
Sebuah organisasi profesi yang menaungi para akuntan di Indonesia didirikan pada tanggal 23 Desember 1957. Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yang didirikan oleh lima akuntan Indonesia. Pada waktu itu anggotanya baru sebelas orang. Pada tahun 1978, berdiri Ikatan Akuntan Indonesia, khususnya seksi Akuntan Publik. Tahun 1986 berdiri Ikatan Akuntan Indonesia seksi Akuntan Manajemen dan seksi Akuntan Pendidik.
Mengenai profesi akuntan mulai berkembang sangat pesat dimulai sejak tahun 1967, yaitu dengan dikeluarkannya Undang-undang Penanaman Modal Asing dalam tahun pada periode itu, yang kemudian disusul dengan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri dalam tahun 1968. Mulai berdiri dan tumbuhnya perusahaan-perusahaan baru, baik yang didirikan dalam rangka kedua undang-undang tersebut ataupun bukan, sebagai dampak terhadap baiknya iklim investasi di Indonesia, sehingga telah meningkatkan kebutuhan akan tenaga akuntansi diberbagai sektor dan lini.
Kemudian disektor Pemerintah, semakin bertambahnya proyek-proyek pembangunan yang harus dikelola, baik yang melalui dana APBN maupun yang dana Non APBN, di satu pihak dan makin disadari sistem pertanggung jawaban yang harus auditable dan accountable, dipihak lain juga, telah mendorong lajunya permintaan jasa tenaga-tenaga akuntan yang lebih banyak lagi.
Sejalan dengan itu, pengembangan profesi akuntan ditujukan untuk meningkatkan pengabdian profesi dalam Pembangunan Nasional, yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia dan Pembangunan Masyarakat Indonesia. Para akuntan menyadari perlunya dukungan secara sistematis dan tertib demi pemeliharaan serta peningkatan kompetensi profesionalnya, maka merasa perlu untuk dibina, dibimbing, difasilitasi, dan diingatkan secara profesional.
Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi, yaitu Prof. Dr. Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan di negeri Belanda pada tahun 1956.
Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan dalam negeri adalah Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem, mereka lulus pertengahan tahun 1957. Keempat akuntan ini bersama dengan Prof. Soemardjo mengambil prakarsa mendirikan perkumpulan akuntan untuk bangsa Indonesia saja. Alasannya, mereka tidak mungkin menjadi anggota NIVA (Nederlands Institute Van Accountants) atau VAGA (Vereniging Academisch Gevormde Accountants). Mereka menyadari keindonesiaannya dan berpendapat tidak mungkin kedua lembaga itu akan memikirkan perkembangan dan pembinaan akuntan Indonesia.
Hari Kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan di aula Universitas Indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan Indonesia. Karena pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh semua akuntan yang ada maka diputuskan membentuk Panitia Persiapan Pendirian Perkumpulan Akuntan Indonesia. Panitia diminta menghubungi akuntan lainnya untuk menanyakan pendapat mereka. Dalam Panitia itu Prof. Soemardjo duduk sebagai ketua, Go Tie Siem sebagai penulis, Basuki Siddharta sebagai bendahara sedangkan Hendra Darmawan dan Tan Tong Djoe sebagai komisaris. Surat yang dikirimkan Panitia kepada 6 akuntan lainnya memperoleh jawaban setuju.
Perkumpulan yang akhirnya diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akhirnya berdiri pada 23 Desember 1957, yaitu pada pertemuan ketiga yang diadakan di aula UI pada pukul 19.30.
Prof. Dr. AbutariKeenam akuntan lainnya sebagai pendiri IAI adalah
Tio Po Tjiang
Tan Eng Oen
Tang Siu Tjhan
Liem Kwie Liang
The Tik Him
Dibandingkan dengan tersedianya tenaga-tenaga Akuntan yang ada saat ini, perkembangan permintaan akan tenaga tersebut mengakibatkan keadaan di mana Indonesia sangat kekurang tenaga akuntan. Menurut survey yang terakhir, kekurangan akuntan ini akan tetap berlangsung sampal akhir abad ini. Dewasa ini pemerintah sedang melakukan berbagai usaha untuk mempercepat pertumbuhan produksi akuntan di Indonesia. Disamping mengenal produksi akuntan, pemerintah juga sangat berperan dalam mendorong perkembangan profesi ini. Diantaranya dengan membentuk Tim Koordinasi Pengembangan akuntansi dalam tahun 1985.
Sejak pendiriannya 49 tahun lalu, kini IAI telah mengalami perkembangan yang sangat luas. Hal ini merupakan perkembangan yang wajar karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan dari dunia usaha yang mengalami perkembangan pesat. Salah satu bentuk perkembangan tersebut adalah meluasnya orientasi kegiatan profesi, tidak lagi semata-mata di bidang pendidikan akuntansi dan mutu pekerjaan akuntan, tetapi juga upaya-upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan peran dalam perumusan kebijakan publik.
Apa Visi dan Misi Ikatan Akuntan Indonesia?
memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam pengembangan manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika, tanggungjawab, dan lingkungan hidup;
mengembangkan pengetahuan dan praktek bisnis, keuangan, atestasi, non-atestasi, dan akuntansi bagi masyarakat; dan
berpartisipasi aktif di dalam mewujudkan good governance melalui upaya organisasi yang sah dan dalam perspektif nasional dan internasional.
Visi
Visi IAI adalah menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan praktek akuntansi, manajemen bisnis dan publik, yang berorientasi pada etika dan tanggungjawab sosial, serta lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional.
Kesimpulan
Pendirian organisasi Ikatan Akuntan Indonesia ini, sangat berpengaruh dan berdampak bagi bangsa Indonesia. Dimana sebagai seorang Akuntan dituntut untuk selalu profesional dan bertanggung jawab serta selalu menghindari tindakan-tindakan yang dapat merugikan baik perusahaan maupun organisasi itu sendiri. Pembentukan IAI melatih para akuntan untuk selalui memperbaharui sistem dan kebijakan terutama dalam penyusunan regulasi dan peningkatan kualitas layanan para akuntan melalui pelatihan dan seminar. Kemajuan teknologi saat ini dituntut para Akuntan untuk lebih memahami teknologi dan mampu beradaptasi dengan sistem pencatatan akuntansi yang terintegrasi dengan kemajuan teknologi melalui berbagai aplikasi dan flatform. Apalagi dengan maraknya teknologi financial dimana sistem transaksi tidak dibatasi hanya satu wilayah saja.
Komentar
Posting Komentar