Sejarah singkat Akuntansi
Pada artikel kali ini, Anda akan diajak untuk lebih memahami terhadap Sejarah singkat asal yang melatar belakangi munculnya Akuntansi.
Tahukah Anda pada saat zaman Romawi kuno dan Mesir telah dikenal pencatatan setiap transaksi keuangan. Umumnya hal-hal yang dicatat berkaitan dengan harta kekayaan yang dimiliki oleh kerajaan. Pencatatan keuangan dilakukan juga oleh orang-orang pada zaman Mesir Kuno. Hal itu mereka lakukan ketika mereka berdagang ke luar daerah dan ke luar negara mereka. Pencatatan harta dagangan pada waktu itu masih ditulis pada lembaran daun.
Selanjutnya, setelah manusia mulai mengenal uang, pencatatan terhadap kekayaan yang dimiliki dan akhirnya dilakukan oleh manusia zaman dahulu mulai bisa diketahui. Hal ini didukung oleh data sejarah tentang naskah mengenai pelajaran pencatatan/pembukuan dengan angka arab. Untuk mengetahui laba atau rugi, pedagang-pedagang dari Genoa, pada pertengahan abad 14, cukup menghitung harta yang dibawa pada waktu berangkat berlayar untuk melakukan perdagangan ke wilayah lain. Perhitungan rugi laba biasanya mereka dibuat pada akhir suatu pelayaran.
Secara umum, akuntansi lahir melalui tokoh yang dijuluki sebagai bapak akuntansi yang bernama Luca Pacioli Fra Luca Bartolomeo de Pacioli (kadang-kadang Paciolo). Pada akhir abad ke 15, tepatnya dalam tahun 1494 keluar buku berjudul Summa De Aritmatica, Geometrica, Proporpioni et Proportionalita", la membahas tentang pencatatan dan pembukuan secara berpasangan atau sekarang lebih dikenal dengan "double entry system, debit-kredit. Satu sisi disebut debit dan sisi lain disebut kredit. Kedua istilah tersebut berasal dari bahasa Latin debere (percaya/mempercaya) dan credere (berutang). Karena gagasannya tersebut. Lucas Paliolo diangkat sebagai bapak Akuntansi.
Buku karangan Luca Pacioli banyak menginspirasi para ahli untuk mengembangkan akuntansi, dan merupakan tonggak sejarah dalam bidang akuntansi. Nah, tahukah Anda bahwa akuntansi ini berkembang dengan pesat di daratan Eropa yang disebut dengan sistem Tata Buku Kontinental. Tata buku pada awalnya hanya satu, yaitu tata buku tunggal. Karena kebutuhan yang makin kompleks, lahirlah tata buku berpasangan. Tata buku berpasangan ini tidak hanya berkembang di Eropa tetapi sampai di Amerika. Perkembangan sistem amerika tersebut dikatakan sebagai sistem Anglo Saxon yang sering kita sebut dengan Accounting atau Akuntansi.
Kemudian akuntansi dan pembukuan banyak dikembangkan oleh orang-orang di Amerika dan Eropa. Akuntansi itu lebih luas dari pembukuan. Pembukuan merupakan bagi dari akuntansi. Akuntansi menyangkut pembukuan, audit (pemeriksaan kebenaran pencatatan), analisis laporan keuangan, sistem akuntansi, dan masih banyak lagi bidang kajian.
(Hasil kompilasi dari berbagai sumber Akuntansi, Penerbit Sewu,2012p 3, Akuntansi, Sumarso SR.LPFEUI,1986,P:15 dan berbagal sumber)
Pelajari juga : Apa Pentingnya Penyusunan Akuntansi Keuangan bagi Bank Lembaga Keuangan Syariah terutama pada penetapan Tujuan
Sejarah Akuntansi Di Indonesia
Di Indonesia sendiri, akuntansi mulai diterapkan pada era penjajahan Belanda sejak sekitar abad ke 17 atau tahun 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Tetapi perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mengenai tanam paksa dihapuskan dalam tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha swasta Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Dunia usaha berkembang, demikian pula kebutuhan akan akuntansi. Sistem pembukuan yang dianut oleh para pengusaha Belanda ini adalah seperti apa yang diajarkan oleh Lucas Paliolo (sampai dengan tahun 1850). Dalam tahun ini orang Belanda menemukan metode pembukuan baru yang lebih efisien. Selama periode 1850-1900 terjadi semacam dualisme antara yang menggunakan metode lama dan yang menggunakan metode baru. Baru pada awal abad 20, metode pembukuan lama hilang dari sejarah akuntansi Belanda.
Sementara bidang-bidang usaha yang besar di kuasal Belanda, bidang-bidang usaha yang kecil dibiarkan dikuasai oleh kelompok timur asing, seperti Cina, arab, India, dan lain-lain. Sebagai daya tarik, pemerintah kolonial Belanda tidak mencampuri sistem pembukuan yang mereka gunakan. Dalam hubungan ini muncul sistem pembukuan yang mereka gunakan. Dalam hubungan ini muncul sistem pembukuan Cina (sistem Hokian, Canton, Hakka, Tio Tjoe), Arab, India, dan lain-lain.
Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1907, yaitu dengan dikirimnya Van Schagen, seorang anggota NIVA, dengan tugas pokok menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal di bukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD) yang resminya didirikan pada tahun 1915. Akuntan Publik pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia dalam tahun 1918. Pada tahun 1920 berdiri kantor akuntan H.Y. Voerens. Dalam tahun 1921 didirikan Jawatan Akuntan Pajak (Balisting Accountant Dienst = BAD). Akuntan intern yang pertama kali datang ke Indonesia adalah J.W. Labrijn yang sudah ada di Indonesia dalam tahun 1896.
Apakah anda tertarik untu membaca artikel : Sebutkan dan jelaskan tujuan Laporan Keuangan Syariah?
Pada waktu jaman penjajahan Belanda ini, tidak banyak orang Indonesia yang terjun dalam bidang akuntansi. Kalaupun ada, mereka hanyalah merupakan tenaga-tenaga pelaksana. Orang Indonesia pertama yang bekerja di bidang akuntansi tercatat JD Massie, yang diangkat sebagai pemegang buku untuk Jawatan Akuntan pajak pada tanggal 21 september 1929. Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga di biddang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan di Jawatan Keuangan yang 90% di pegang oleh bangsa Belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kursus-kursus untuk mengisi kekosongan jabatan tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada masa itu di kenal Kursus A, B, C, dan D. Para pengikut kursus-kursus inilah yang nantinya merupakan cikal bakal tenaga-tenaga akuntan di Indonesia. Mengenai sistem akuntansinya, tidak banyak terjadi perubahan selama jaman Jepang ini.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, dirasakan sekali kekurangan akan tenaga akuntan ini. Pada tahun 1947, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Dalam masa perang kemerdekaan (1945- 1950), kursus-kursus untuk mendidik tenaga tenaga di bidang akuntansi di lanjutkan. Setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda, pemerintah RI baru mempunyal kesempatan untuk mengirim putra-putranya ke luar negeri untuk belajar mengenal akuntansi. Di dalam negeri sendiri, pendidikan akuntan mulai dirintis dengan dibukannya jurusan akuntansi di Fakultas ekonomi Universitas Indonesia dalam tahun 1952. Pendirian jurusan akuntansi di Fakultas ekonomi Universitas Indonesia ini kemudian di ikuti dengan pembukaan jurusan yang sama di fakultas-fakultas ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1962), Universitas Airlangga (1962), dan Universitas Gajah Mada (1964).
Kesimpulan
Sejarah asal mula terjadinya pencatatan sistem akuntansi ini sampai sekarang mengalami kemajuan yang sangat cepat dan dinamis. Ketika dahulu sistem pencatatan dimulai dengan menuliskan di dedaunan dan hingga pada kertas dan tersusun menjadi buku. Tingkat kesulitan dalam pemahaman pengklasifikasian akun pada zaman dahulu sampai sekarang mengalami berbagai kemajuan yang sangat cepat. Saat ini orang-orang mendapatkan kemudahan dalam pencatatan setiap transaksi hingga sampai ke pelaporan keuangan melalui aplikasi dan pembukuan secara otomatis dan akurat. Laporan keuangan saat ini menjadi suatu informasi yang sangat penting dalam menentukan visi dan misi arah perusahaan berkembang serta dapat mengantisipasi risiko yang terjadi masa yang akan datang.
Komentar
Posting Komentar